Kamis, 12 Januari 2012

BIBIT OKULASI KARET


BIBIT OKULASI KARET
Dalam kegiatan okulasi bibit karet terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1.   Pembuatan Batang Bawah
Pembuatan batang bawah dilakukan dengan memilih benih yang berasal dari biji terpilih yaitu biji yang diketahui pohon induknya berasal dari klon-klon anjuran untuk batang bawah , seperti GT 1, PR 300, PR 228, AVROS 2037, LCB 1320, PB 260, RRIC 100, dan BPM 24. Biji yang baik tidak berongga dan mempunyai endosperm penuh dan berwarna putih kekuningan, apabila dipantulkan diatas lantai atau semen biji akan memantul dan direndam akan mengambang ( tidak timbul atau tenggelam) .setelah diperoleh biji yang bermutu baik selanjutnya dilakukan persemaian. Tempat persemaian benih harus memiliki suhu udara yang lembab untuk itu harus diberi naungan/atap dan disemai diatas pasir atau serbuk gergaji. Agar tumbuh dengan baik sebaiknya jangan ditebar melainkan disusun berjajar dengan jarak tanam antar biji 1 cm. Setelah 5 – 21 hari biji akan menjadi kecambah, kecambah yang muncul lebih dari 21 hari sebaiknya tidak digunakan karena pertumbuhannya terhambat, setelah itu dilakukan penanaman diareal pembibitan yang telah digemburkan dan dibentuk pola segi empat.  Lahan diusahakan bebas dari sisa akar dan kayu untuk mencegah penyebaran jamur akar putih, untuk pupuk dasar dianjurkan menggunakan fosfat alam (RP) dengan dosis 600 kg-1200kg/ha. Pembibitan dilakukan dengan pola tanam 20 x 20 x 50 cm atau 40 x 40 x 50 cm, untuk selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman agar batang bawah dapat tumbuh dengan sempurna hingga mencapai masa okulasi atau lilit batang telah berkisar antara 5 – 7 cm diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah.  Okulasi sebaiknya dilakukan pada saat tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua.

2.    Pembuatan kebun entres ( pohon sumber mata okulasi )
Penanaman kebun entres merupakan bagian terpenting dalam proses penyediaan bibit karet klon unggul karena untuk mendapatkan hasil tanam yang baik diperlukan entres yang baik.  Mata okulasi dapat diambil dari dua sumber yakni berupa entres cabang dari kebun produksi( kebun penghasil lateks) atau entres dari kebun entres murni, tetapi yang paling baik adalah entres yang diperoleh dari kebun entres murni karena entress cabang akan menghasilkan tanaman yang tidak seragam dan keberhasilan okulasinya rendah.  Selain itu pengambilan entres akan mengganggu tanaman pokoknya. Okulasi merupakan salah satu cara metode budidaya tanaman yang dilakukan dengan menempelkan mata entres yang diperoleh dari kebun entrés murni ke tanaman batang bawah dari satu tanaman ke tanaman sejenis untuk mendapatkan sifat unggul yang sama. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanaman karet unggul berupa stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag atau stum tinggi yang nantinya akan menjadi pohon produksi dan pohon entres.

3.    Metode Okulasi
Ada tiga macam teknik okulasi pada tanaman karet, yaitu Okulasi Dini (OD), Okulasi Hijau (OH) dan Okulasi Cokelat (OC).  Perbedaanya terletak pda umur batang bawah (OD 2 s/d 3 bulan, OH 4 s/d 6 bulan, OC 8 s/d 18 bulan ). Pembuatan jendela okulasi merupakan tempat menempelnya mata okulasi yang diambil dari kebun entres, untuk mendapatkan hasil okulasi yang baik.  Batang bawah sebaiknya dibersihkan dari kotoran/tanah kemudian diiris veritikal pada bagian kulit hingga menyentuh batas kambium.  Irisan sejajar dibuat dua buah dengan ketinggian 5-10 cm dari permukaan tanah dengan panjang irisan 5-7 cm dan lebar irisan 1/3 lilit batang.  Selanjutnya dibuat potongan melintang kedua ujung salah satu irisan vertikal dan dibukakan sedikit. Selanjutnya persiapan mata okulasi yang diambil dari entres klon unggul, mata okulasi akan diokulasikan pada batang bawah yang sudah dibuat jendela okulasinya.   Mata okulasi yang baik diambil dari mata yang berada di bekas ketiak daun.  Mata okulasi diiris dengan ukuran lebar 1cm dan panjang 5-7cm , untuk bukaan jendela okulasi dari atas, posisi mata entres menghadap keatas dan untuk bukaan dari bawah mata entres menghadap kebawah.  Penyayatan mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu.  Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayu yang ikut tersayat, mata okulasi diusahakan tidak tergores dan kotor.  Mata okulasi yang baik pada bagian dalam ada titik putih yang menonjol, apabila kulit bagian dalam berlubang berarti matanya tertinggal pada bagian kayu, mata okulasi seperti ini tidak boleh digunakan.  Mata okulasi disisipkan kedalam jendela okulasi, penempelan mata okulasi segera dilakukan pada saat jendela okulasi dibuka dan mata okulasi disayat kemudian tutup jendela okulasi dengan cara menekan bagian ujung jendela bagian mata okulasi.  Bagian yang tidak ikut masuk kedalam jendela okulasi harus dipotong dan dibuang.  Jendela okulasi yang sudah ditutup dibalut dengan menggunakan pembalut pita plastik, okulasi agar terlindung dari air dan kotoran.  Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, balutan okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya.  Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela.  Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat sayatan kecil pada mata okulasi diluar matanya, apabila berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil.

4.    Penyiapan Bahan Tanam
Penyiapan bahan tanam dilakukan setelah okulasi dinyatakan berhasil, bahan tanam dapat berbentuk stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polybag dan stum tinggi. Perbedaan bahan tanam tersebut terletak pada proses masa pertumbuhan, untuk stum mata tidur lebih kurang 2 - 3 minggu artinya bibit sudah dapat dijadikan bahan tanam stum mata tidur saat usia okulasi tanaman batang bawah telah mencapai 2 - 3 minggu.  Keuntungan penggunaan stum mata tidur waktu penyiapannya tidak terlalu lama sehingga harganya relatif murah, kelemahan terletak pada tingkat kematian yang tinggi antara 15 s/d 20%, selain itu ada kemungkinan tumbuh tunas palsu dan masa pertumbuhan tanaman kurang seragam.  Untuk stum mini proses masa pertumbuhan untuk bahan tanam membutuhkan waktu 6–8 bulan usia okulasi batang bawah.  Keuntungan penggunaan stum mini adalah persentase kematian lebih rendah, bebas tunas palsu, masa tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih singkat.  Kelemahan stum mini adalah penyiapan waktu yang relatif lama dan harganya relatif lebih mahal. Bahan tanaman bibit dalam polybag adalah stum mata tidur/stum mini yang ditumbuhkan kedalam polybag sampai mempunyai satu atau dua paying.  Keuntungan bibit dalam polybag persentase kematian yang rendah, pertumbuhan yang seragam, penularan penyakit dari pembibitan dapat terhindari, dan masa TBM lebih singkat dibanding stum mata tidur.  Kelemahan terletak pada proses penyiapan yang lebih lama, proses pengangkutan yang lebih rumit, dan harganya relatif lebih mahal. Untuk bahan tanam stum tinggi adalah bibit hasil okulasi yang ditumbuhkan dipembibitan selama 2 – 3 tahun, stum tinggi biasanya digunakan untuk penyulaman dan jarang diusahakan secara komersil. Keuntungan penggunaan stum tinggi pertumbuhan lebih seragam dan masa TBM lebih singkat dibandingkan tanaman lainnya. Kelemahan terletak pada waktu penyiapan yang sangat lama dan harganya relatif mahal.  Proses pencabutan bahan tanaman tersebut relatif sama yakni tanaman batang bawah dipotong miring pada ketinggian 30 – 50 cm dari mata okulasi selanjutnya bekas potongan diolesi dengan Tb 192 atau parafin.   Setelah dipotong tanaman batang bawah sebaiknya dicabut setelah 2 – 3 minggu untuk dijadikan bahan tanaman, setelah dicabut lakukan penyeleksian.  Bibit yang baik adalah bibit yang mempunyai akar tunggang lurus yang mempunyai panjang minimal 35 cm bila akarnya bercabang dua atau tiga sebaiknya satu atau dua akar yang terkecil sebaiknya dipotong dan lukanya sebaiknya diolesi Tb 192.  Bahan tanaman yang mata okulasinya rusak atau akarnya bercabang dan membengkok sebaiknya tidak digunakan .

Sumber : http://bibitkaret.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar